Minggu, 08 Juni 2008
















PERGANTIAN GENERAL MANAGER
MEMBAWA PERUBAHAN WAJAH BARU PELABUHAN TUNONTAKA NUNUKAN


Bulan Nopember tahun 2007 cuaca di kota Nunukan cerah ini menandai adanya pergantian General Manager Baru yang akan memimpin PT Pelindo IV Cabang Nunukan. Terpilihnya General Manager yang Baru adalah Drs Wellang, MM sedangkan General Manager yang lama dimutasikan ke PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Kendari.
Bagi bapak Wellang jabatan ini tergolong baru sebab sebelumnya hanya menjabat Manager PBAU di cabang Samarinda.

Berikut ini ulasan biografi Drs. Wellang, MM sebelum menjabat General Manager PT Pelindo IV Cabang Nunukan yaitu antara lain :
1. Tahun 1978 : Calon Pegawai pada BPP Balikpapan

2. Thn 1992 s.d 1994 : Staff pada Direktorat Usaha Kantor Pusat Makassar dan sedang
mengikuti atau menyelesaikan Program MBA di Makassar

3. Tahun 1995 : Mengikuti Program Magister Management (MM)
pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Jakarta

4. Tahun 1995 : Kembali ke Cabang Balikpapan sebagai Supervisor Operasional

5. Agustus 1996 : Menjabat Kepala Dinas Jasa di Cabang Tarakan s.d tahun 2004

6 April 2004 : Menjabat Manager PBAU di Cabang Samarinda

7. Nop 2007 : Menjabat General Manager di Cabang Nunukan


Semenjak pimpinan Cabang dipegang oleh Beliau banyak perubahan-perubahan wajah dan pelayanan di Pelabuhan Tunontaka Nunukan antara lain :
1. Atap Canopy pada Trestel lama (Ide dari GM terdahulu Abd. Madjid M, SE)
2. Pagar BRC yang memisahkan untuk penumpang embarkasi atau debarkasi Luar Negeri
dan Dalam Negeri. (Ide dari GM terdahulu dan dilanjutkan oleh GM Baru)
3. Penghijauan di pesisir pantai pelabuhan dan di depan kantor PT Pelindo IV Nunukan.
4. Renovasi ruangan kerja di Kantor PT Pelindo IV Cabang Nunukan.

Ini semua tidak lepas dari perencanaan yang telah direncanakan sebelumnya oleh General Manager lama yaitu bapak Abd. Madjid Mappiemba, SE. sedangkan bapak Drs. Wellang, MM hanya melanjutkan pembangunan yang sudah dianggarkan.

Demikian sekilas info profil General Manager PT Pelindo IV Nunukan.

DATA FASILITAS PELABUHAN CABANG NUNUKAN

Pelabuhan Nunukan memiliki lahan untuk kegiatan kerja dengan luas areal sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 51 Tahun 1999 tanggal 14 Juli 1999 adalah sebagai berikut :
Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan
Daerah Lingkungan Kerja Daratan : 90.670,00 M²
Daerah Lingkungan Kerja Perairan : 10.807,00 Ha

Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan : 36.900,00 Ha

Dermaga :
Ø Panjang : 200 M
Ø Lebar : 12 s.d 20 M
Ø Panjang Trestle Baru : 152 M
Ø Lebar Trestel Baru : 12 M
Ø Panjang Trestel Lama : 160 M
Ø Lebar Trestel Lama : 6 M
Ø Dolphin : 2 buah

Gudang :
Ø Luas : 700 M²
Ø Tahun Pembuatan : 1976
Ø Kapasitas daya dukung lantai : 2 Ton/M²
Ø Tinggi Gudang : 5 M
Ø Kontruksi dinding batu bata, lantai cor beton, rangka baja dan atap seng

Lapangan Penumpukan :
Ø Luas : 6.000 M²
Ø Tahun Pembuatan : 1992 / 1993
Ø Kontruksi struktur perkerasan : Tanah

Terminal Penumpang :
Ø Luas : 800 M² = (20 x 40) M²
Ø Tahun Pembuatan : 1992 / 1993
Ø Kapasitas : 500 orang
Ø Lapangan Parkir : 1.200 M²
Ø Kontruksi dinding bata, lantai cor beton dan keramik

Jalan :
Ø Lebar : 8 – 10 M
Ø Panjang : 247 M
Ø Kontruksi perkerasan hotmix



Situasi

Pelabuhan Nunukan terletak tepat di bagian utara dari Pulau Nunukan tepatnya berada pada posisi 04°08’48 Lintang Utara 117°39’36” Bujur Timur. Pulau Nunukan ini bertetangga dengan Pulau Sebatik, yaitu sebuah pulau dimana melintas garis batas antara negara kesatuan Republik Indonesia dengan negara Malaysia.
Pelabuhan Nunukan berbatasan dengan Tawau, Sabah (Malaysia Timur) menyebabkan kegiatan naik turun penumpang (khususnya Tenaga Kerja Indonesia) ke Malaysia sangat tinggi.


Hidro-Oceanography

Alur Pelayaran
-Panjang alur pelayaran :18 Mil
-Lebar minimum : 1 Mil
-Kedalaman minimum : 9 M LWS
-Kedalaman maksimum : 15M LWS

Kolam Pelabuhan
-Kedalaman kolam minimum : 7 M LWS
-Kedalaman kolam maksimum : 15 M LWS
-Kedalaman di dermaga : 6 M LWS
-Luas kolam : 6 Ha

Pasang Surut
-High High Water Spring : 3,78 Meter
-Low Low Water Spring : 0,15 Meter

Kecepatan Arus
Batas normal kurang dari 3 knot (2 m/detik)

Kecepatan Angin
-Kecepatan angin : 5 – 7Knot

Gelombang

-Tinggi gelombang maksimum sekitar 0,4 meter
-Pelabuhan Nunukan terlindungi secara alamiah oleh pulau-pulau disekitarnya.



AKTIVITAS SETIAP HARI DIPELABUHAN TUNONTAKA NUNUKAN
DISUSUN OLEH WELLANG GM PT PELINDO IV CABANG NUNUKAN


Pelabuhan Tunontaka Nunukan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga di Raja Malaysia khususnya Tawau. Pelabuhan Nunukan yang kesehariaanya disibukkan dengan aktivitas penumpang baik yang berangkat maupun yang tiba dari Tawau Malaysia dengan kapal penumpang cepat berkapasitas ± 100 sampai dengan 150 orang, dengan jarak tempuh pelayaran Nunukan – Tawau ± 1 jam 15 menit kapal sudah dapat bersandar di pelabuhan Tawau Malaysia.

Untuk diketahui bahwa di pelabuhan Tunontaka Nunukan primadona pendapatan terletak pada pas pelabuhan dengan perolehan pendapatan pas pelabuhan ±60% dari total pendapatan cabang Nunukan pada tahun 2007.

Jumlah kapal cepat yang melayari Nunukan – Tawau ( pp ) sebanyak 9 call kapal secara bergantian berangkat dan kembali dari / ke Tawau, dan setiap harinya jumlah penumpang Luar Negeri / Tawau yang melewati dermaga Tunontaka ± 1.054 orang baik berangkat maupun yang tiba.

Sedangkan untuk kapal-kapal penumpang domestic yang berkunjung di pelabuhan Tunontaka Nunukan per bulan sebanyak 10 call yang di ageni oleh PT. Pelni antara lain KM. Tidar, KM. Dobonsolo, KM Kerinci dan KM. Awu, disamping itu terdapat juga 2 (dua) kapal penumpang swasta yaitu KM. Thalia dan KM. Cattleya Express yang melayari Nunukan – Pare-pare ( pp ) sebanyak 8 call per bulan.

Berdasarkan data realisasi tahun 2007 bahwa jumlah penumpang angkutan luar negeri untuk embarkasi dan debarkasi terealisasi sebanyak 379.566 orang, sedangkan penumpang domestic atau dalam negeri sebanyak 338.574 orang, secara keseluruhan jumlah penumpang tahun 2007 untuk embarkasi / debarkasi sebanyak 718.140 orang atau rata-rata per hari 1.995 orang untuk penumpang luar negeri dan dalam negeri.

Dari segi pelayanan, manajemen PT. Pelindo IV Cabang Nunukan tetap berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan yang prima dengan beberapa upaya-upaya yang dilakukan antara lain membenahi fasilitas seperti membangun pagar pembatas antara jalur penumpang luar negeri dan domestic agar tidak bercampur baur, membangun atap canopy di trestle lama agar penumpang luar negeri dan domestik tidak kepanasan ataupun kehujanan sehingga kenyamanan penumpang dapat dirasakan. Dengan adanya atap canopy tersebut masyarakat pengguna jasa sangat menyambut positif khususnya masyarakat kabupaten Nunukan.

Disamping itu telah dibuatkan Pos Pelayanan untuk petugas Imigrasi yang dipisahkan antara Pos Keberangkatan dan Pos Kedatangan penumpang. Dan juga telah dibangunkan tempat X-Ray (untuk pemeriksaan barang), ruangan penampungan sementara untuk barang yang bermasalah, ruangan untuk petugas Bea dan Cukai dan telah disiapkan pula ruangan untuk petugas Karantina, petugas Kesehatan Pelabuhan serta Pos KPPP serta KPLP.

Kesemuanya ini dilakukan adalah untuk memberikan kenyamanan baik terhadap petugas terkait maupun terhadap pelayanan penumpang, dan lebih penting lagi adalah untuk kelancaran, kenyamanan, dan ketertiban embarkasi atau debarkasi penumpang setiap harinya.

Demikian sekilas info aktivitas keseharian pelayanan penumpang di pelabuhan Tunontaka Nunukan.

(By : Datin Pelindo4nnk)

PERAIRAN WAJIB PANDU PELABUHAN NUNUKAN


PERAIRAN WAJIB PANDU PELABUHAN NUNUKAN

Setiap hari Senin pagi jam 05:00 Wita, Pandu dan crue ABK siap menunggu berita kedatangan kapal KM Thalia. Setelah mendapat berita dari radio VHF Channel 156.600 / 12 Motor Pandu langsung action meluncur mendekati KM. Thalia dengan jarak tempuh ± 20 mill/jam. Pandu menaiki tangga pandu yang terletak disebelah kiri lambung kapal yang telah disediakan oleh kapal sesuai dengan persyaratan pemanduan. Setelah pandu tiba diatas kapal dan berada dianjungan / bridge (wheel house) dan memberi salam kepada nakhoda dan perwira diatas kapal. Pandu melaporkan kepada Nahkoda KM. Thalia bahwa Pandu siap melayani serta pemanduan kapal sampai ke tujuan yaitu dermaga Tunontaka Nunukan. Selanjutnya pandu bisa mengambil alih tongkat komando apabila nakhoda menyerahkan kepada pandu kemudian memberi petunjuk alur pelayaran yang telah ditetapkan oleh Navigasi serta mengarahkan kapal menuju dermaga Tunontaka Nunukan - Kalimantan Timur - Indonesia.

Petugas tambatan telah menyiapkan fasilitas dermaga dan memberikan informasi lewat radio kepada pandu bahwa dermaga siap untuk sandar kapal dengan panjang area ± 100 m. Dikarena kondisi ramdor / pintu deck car disebelah kiri maka kapal sandar posisi ramdor. Setelah melakukan tugasnya, pandu meminta kepada kapten kapal untuk menandatangani Certifikat Pandu (Foam 2A1) dan pandu mencatat semua kegiatan dari awal sampai dengan akhir pemanduan seperti jam mulai kapal bergerak sampai dengan jam kapal sandar.


Begitu juga seterusnya bagi kapal-kapal lain yang akan dipandu masuk maupun keluar pelabuhan Tunontaka. Menurut data pandu dalam sehari dapat memandu 1 s.d 2 call kapal. Dalam hal ini tugas pandu sangatlah penting bagi keselamatan pelayaran dan mempelancar traffic kapal di perairan wajib pandu.

(disadur oleh A. Sitanggang Pandu Nunukan thn 2006-2008)

Informasi Pelabuhan Nunukan



Sejarah Singkat Pelabuhan Nunukan

Sejak dekade tahun 1960, Nunukan adalah sebuah pulau yang terpisah dari pulau Kalimantan, Nunukan adalah penghasil kayu terbesar dan kapal yang melintas kira-kira 70 call dengan jenis barang adalah kayu. Pada bulan September 1968 Perusahaan Negara Pelabuhan Cabang Balikpapan ( nama PN Pelabuhan sesuai dengan dasar UU No. 19 tahun 1960 dan dirubah dengan dasar PP. 10 tahun 1964, PP 05 tahun 1969 yaitu bernama Port Authority ) mengirim kepala Teknik Bapak Subino beserta staffnya yaitu Mujiono, dan Wagirin, pengiriman ini atas permintaan Yayasan ABRI yang bergerak dibidang usaha kayu (PT Yamaker Pusat Jakarta) di Nunukan, untuk merintis dan membuka kantor Perwakilan PN Pelabuhan Cabang Balikpapan di Nunukan sedangkan kantornya masih bergabung dengan agen Pelayaran PT. Djakarta Lloyd.
Pada tahun 1969 Peraturan Pemerintah No.1 dan No. 2 tentang perubahan Jawatan Pelabuhan menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan. Pelabuhan Nunukan Resmi Operasi dibawah BPP Balikpapan yaitu pada tahun 1970. Pada tahun 1974 mulai merintis dan membangun Pelabuhan dermaga kayu di daerah Sungai Sembilan dengan panjang 12 m, lebar 6 m (berbentuk huruf T) dan PT Inhutani berperan serta dalam pembangunan dermaga ini, Pelabuhan Nunukan terletak tepat di bagian utara dari Pulau Nunukan tepatnya berada pada posisi 04°08’48 Lintang Utara, 117°39’36” Bujur Timur. Pulau Nunukan ini bertetangga dengan Pulau Sebatik, yaitu sebuah pulau dimana melintas garis batas antara negara Kesatuan Republik Indonesia dengan negara Malaysia. Pelabuhan Nunukan berbatasan dengan Tawau, Sabah (Malaysia Timur) menyebabkan kegiatan naik turun penumpang (khususnya Tenaga Kerja Indonesia) ke Malaysia sangat tinggi.
Wilayah dan Kawasan Pelabuhan Nunukan memanjang dan membujur mulai dari ambang luar Tanjung Ujung Batu dengan posisi 03˚55’30” Lintang Utara dan 117˚54’30” Bujur Timur sampai dengan Tanjung Tidung Salang dengan posisi 04˚05’00” Lintang Utara dan 117˚28’18” Bujur Timur, serta panjang alur Pelabuhan Nunukan 29 km atau 18 mil laut.
Dan pada tahun 1976 pihak pelabuhan membangun Gudang dengan luas 700 m². Pembangunan ini untuk melayani kapal-kapal cargo dan penumpang yang pada waktu itu masih untuk melayani penyeberangan sekitar pulau Nunukan serta melayani para TKI yang akan bekerja di negeri Jiran dan melayani pula jasa Bongkar Muat Barang serta penumpang dari luar Negeri maupun dari dalam negeri. UU No. 3 tahun 1983 perubahan status dari BPP menjadi Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum Pelabuhan IV yang berdasarkan pada PP 11 dan PP 17 Tahun 1983 serta peraturan tambahan No. 7 Thn 1985 dan berkantor pusat di Ujung Pandang. Pembangunan dermaga tahap demi tahap dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan dimulai pada tahun 1989 yaitu membangun Dermaga Beton dengan panjang 50 m, lebar 12 m serta panjang trestle 160 m, kemudian pada tahun 1990 pembangunan dermaga ditambah 50 m.
Pada tahun 1991 dengan PP No. 59 thn 1991 status Pelabuhan dari Perum Pelabuhan IV berubah menjadi Perseroan (Persero) dan Kepala Direksi PT. (Persero) Pelindo IV No. KD 32 Thun 1992 tentang peraturan peralihan. Pada waktu itu PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV Nunukan statusnya turun menjadi Kawasan Pelabuhan Nunukan dibawah Cabang Tarakan. Pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1993 membangun Gedung Terminal Penumpang dengan luas 800 m² dan fasilitas parkir dengan luas 2.000 m²serta lapangan penumpukan dengan luas 6.000 m². Dengan bertambahnya fasilitas dermaga, gudang dan lapangan penumpukan maka pada tahun 2002 Pelabuhan Tunon Taka naik peringkat dari Kawasan Nunukan menjadi Pelabuhan Cabang Nunukan kelas III sampai dengan saat ini.
Dengan seiring pembangunan Pelabuhan Nunukan untuk melengkapi dan meningkatkan Pelayanan Jasa Kapal, Barang, maupun penumpang (penumpang Luar Negeri dan Dalam Negeri) maka pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 dibangun dermaga beton dengan panjang 100 m, lebar 20 m dan panjang trestle 158 m. Dilanjutkan pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 dibangun dermaga panjang 50 m serta lebar 20 m.Demikian adanya sejarah Pelabuhan Tunon Taka dibangun sampai saat ini masih membangun demi terwujudnya infrastruktur yang diharapkan oleh semua pihak untuk mendukung perekonomian masyarakat kota pada umumnya serta mendukung perekonomian masyarakat pelabuhan pada khususnya.
(By: Datin Pelindo4nnk)