Sejarah Singkat Pelabuhan Nunukan
Sejak dekade tahun 1960, Nunukan adalah sebuah pulau yang terpisah dari pulau Kalimantan, Nunukan adalah penghasil kayu terbesar dan kapal yang melintas kira-kira 70 call dengan jenis barang adalah kayu. Pada bulan September 1968 Perusahaan Negara Pelabuhan Cabang Balikpapan ( nama PN Pelabuhan sesuai dengan dasar UU No. 19 tahun 1960 dan dirubah dengan dasar PP. 10 tahun 1964, PP 05 tahun 1969 yaitu bernama Port Authority ) mengirim kepala Teknik Bapak Subino beserta staffnya yaitu Mujiono, dan Wagirin, pengiriman ini atas permintaan Yayasan ABRI yang bergerak dibidang usaha kayu (PT Yamaker Pusat Jakarta) di Nunukan, untuk merintis dan membuka kantor Perwakilan PN Pelabuhan Cabang Balikpapan di Nunukan sedangkan kantornya masih bergabung dengan agen Pelayaran PT. Djakarta Lloyd.
Pada tahun 1969 Peraturan Pemerintah No.1 dan No. 2 tentang perubahan Jawatan Pelabuhan menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan. Pelabuhan Nunukan Resmi Operasi dibawah BPP Balikpapan yaitu pada tahun 1970. Pada tahun 1974 mulai merintis dan membangun Pelabuhan dermaga kayu di daerah Sungai Sembilan dengan panjang 12 m, lebar 6 m (berbentuk huruf T) dan PT Inhutani berperan serta dalam pembangunan dermaga ini, Pelabuhan Nunukan terletak tepat di bagian utara dari Pulau Nunukan tepatnya berada pada posisi 04°08’48 Lintang Utara, 117°39’36” Bujur Timur. Pulau Nunukan ini bertetangga dengan Pulau Sebatik, yaitu sebuah pulau dimana melintas garis batas antara negara Kesatuan Republik Indonesia dengan negara Malaysia. Pelabuhan Nunukan berbatasan dengan Tawau, Sabah (Malaysia Timur) menyebabkan kegiatan naik turun penumpang (khususnya Tenaga Kerja Indonesia) ke Malaysia sangat tinggi.
Wilayah dan Kawasan Pelabuhan Nunukan memanjang dan membujur mulai dari ambang luar Tanjung Ujung Batu dengan posisi 03˚55’30” Lintang Utara dan 117˚54’30” Bujur Timur sampai dengan Tanjung Tidung Salang dengan posisi 04˚05’00” Lintang Utara dan 117˚28’18” Bujur Timur, serta panjang alur Pelabuhan Nunukan 29 km atau 18 mil laut.
Dan pada tahun 1976 pihak pelabuhan membangun Gudang dengan luas 700 m². Pembangunan ini untuk melayani kapal-kapal cargo dan penumpang yang pada waktu itu masih untuk melayani penyeberangan sekitar pulau Nunukan serta melayani para TKI yang akan bekerja di negeri Jiran dan melayani pula jasa Bongkar Muat Barang serta penumpang dari luar Negeri maupun dari dalam negeri. UU No. 3 tahun 1983 perubahan status dari BPP menjadi Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum Pelabuhan IV yang berdasarkan pada PP 11 dan PP 17 Tahun 1983 serta peraturan tambahan No. 7 Thn 1985 dan berkantor pusat di Ujung Pandang. Pembangunan dermaga tahap demi tahap dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan dimulai pada tahun 1989 yaitu membangun Dermaga Beton dengan panjang 50 m, lebar 12 m serta panjang trestle 160 m, kemudian pada tahun 1990 pembangunan dermaga ditambah 50 m.
Pada tahun 1991 dengan PP No. 59 thn 1991 status Pelabuhan dari Perum Pelabuhan IV berubah menjadi Perseroan (Persero) dan Kepala Direksi PT. (Persero) Pelindo IV No. KD 32 Thun 1992 tentang peraturan peralihan. Pada waktu itu PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV Nunukan statusnya turun menjadi Kawasan Pelabuhan Nunukan dibawah Cabang Tarakan. Pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1993 membangun Gedung Terminal Penumpang dengan luas 800 m² dan fasilitas parkir dengan luas 2.000 m²serta lapangan penumpukan dengan luas 6.000 m². Dengan bertambahnya fasilitas dermaga, gudang dan lapangan penumpukan maka pada tahun 2002 Pelabuhan Tunon Taka naik peringkat dari Kawasan Nunukan menjadi Pelabuhan Cabang Nunukan kelas III sampai dengan saat ini.
Dengan seiring pembangunan Pelabuhan Nunukan untuk melengkapi dan meningkatkan Pelayanan Jasa Kapal, Barang, maupun penumpang (penumpang Luar Negeri dan Dalam Negeri) maka pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 dibangun dermaga beton dengan panjang 100 m, lebar 20 m dan panjang trestle 158 m. Dilanjutkan pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 dibangun dermaga panjang 50 m serta lebar 20 m.Demikian adanya sejarah Pelabuhan Tunon Taka dibangun sampai saat ini masih membangun demi terwujudnya infrastruktur yang diharapkan oleh semua pihak untuk mendukung perekonomian masyarakat kota pada umumnya serta mendukung perekonomian masyarakat pelabuhan pada khususnya.
Sejak dekade tahun 1960, Nunukan adalah sebuah pulau yang terpisah dari pulau Kalimantan, Nunukan adalah penghasil kayu terbesar dan kapal yang melintas kira-kira 70 call dengan jenis barang adalah kayu. Pada bulan September 1968 Perusahaan Negara Pelabuhan Cabang Balikpapan ( nama PN Pelabuhan sesuai dengan dasar UU No. 19 tahun 1960 dan dirubah dengan dasar PP. 10 tahun 1964, PP 05 tahun 1969 yaitu bernama Port Authority ) mengirim kepala Teknik Bapak Subino beserta staffnya yaitu Mujiono, dan Wagirin, pengiriman ini atas permintaan Yayasan ABRI yang bergerak dibidang usaha kayu (PT Yamaker Pusat Jakarta) di Nunukan, untuk merintis dan membuka kantor Perwakilan PN Pelabuhan Cabang Balikpapan di Nunukan sedangkan kantornya masih bergabung dengan agen Pelayaran PT. Djakarta Lloyd.
Pada tahun 1969 Peraturan Pemerintah No.1 dan No. 2 tentang perubahan Jawatan Pelabuhan menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan. Pelabuhan Nunukan Resmi Operasi dibawah BPP Balikpapan yaitu pada tahun 1970. Pada tahun 1974 mulai merintis dan membangun Pelabuhan dermaga kayu di daerah Sungai Sembilan dengan panjang 12 m, lebar 6 m (berbentuk huruf T) dan PT Inhutani berperan serta dalam pembangunan dermaga ini, Pelabuhan Nunukan terletak tepat di bagian utara dari Pulau Nunukan tepatnya berada pada posisi 04°08’48 Lintang Utara, 117°39’36” Bujur Timur. Pulau Nunukan ini bertetangga dengan Pulau Sebatik, yaitu sebuah pulau dimana melintas garis batas antara negara Kesatuan Republik Indonesia dengan negara Malaysia. Pelabuhan Nunukan berbatasan dengan Tawau, Sabah (Malaysia Timur) menyebabkan kegiatan naik turun penumpang (khususnya Tenaga Kerja Indonesia) ke Malaysia sangat tinggi.
Wilayah dan Kawasan Pelabuhan Nunukan memanjang dan membujur mulai dari ambang luar Tanjung Ujung Batu dengan posisi 03˚55’30” Lintang Utara dan 117˚54’30” Bujur Timur sampai dengan Tanjung Tidung Salang dengan posisi 04˚05’00” Lintang Utara dan 117˚28’18” Bujur Timur, serta panjang alur Pelabuhan Nunukan 29 km atau 18 mil laut.
Dan pada tahun 1976 pihak pelabuhan membangun Gudang dengan luas 700 m². Pembangunan ini untuk melayani kapal-kapal cargo dan penumpang yang pada waktu itu masih untuk melayani penyeberangan sekitar pulau Nunukan serta melayani para TKI yang akan bekerja di negeri Jiran dan melayani pula jasa Bongkar Muat Barang serta penumpang dari luar Negeri maupun dari dalam negeri. UU No. 3 tahun 1983 perubahan status dari BPP menjadi Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum Pelabuhan IV yang berdasarkan pada PP 11 dan PP 17 Tahun 1983 serta peraturan tambahan No. 7 Thn 1985 dan berkantor pusat di Ujung Pandang. Pembangunan dermaga tahap demi tahap dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan dimulai pada tahun 1989 yaitu membangun Dermaga Beton dengan panjang 50 m, lebar 12 m serta panjang trestle 160 m, kemudian pada tahun 1990 pembangunan dermaga ditambah 50 m.
Pada tahun 1991 dengan PP No. 59 thn 1991 status Pelabuhan dari Perum Pelabuhan IV berubah menjadi Perseroan (Persero) dan Kepala Direksi PT. (Persero) Pelindo IV No. KD 32 Thun 1992 tentang peraturan peralihan. Pada waktu itu PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV Nunukan statusnya turun menjadi Kawasan Pelabuhan Nunukan dibawah Cabang Tarakan. Pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1993 membangun Gedung Terminal Penumpang dengan luas 800 m² dan fasilitas parkir dengan luas 2.000 m²serta lapangan penumpukan dengan luas 6.000 m². Dengan bertambahnya fasilitas dermaga, gudang dan lapangan penumpukan maka pada tahun 2002 Pelabuhan Tunon Taka naik peringkat dari Kawasan Nunukan menjadi Pelabuhan Cabang Nunukan kelas III sampai dengan saat ini.
Dengan seiring pembangunan Pelabuhan Nunukan untuk melengkapi dan meningkatkan Pelayanan Jasa Kapal, Barang, maupun penumpang (penumpang Luar Negeri dan Dalam Negeri) maka pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 dibangun dermaga beton dengan panjang 100 m, lebar 20 m dan panjang trestle 158 m. Dilanjutkan pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 dibangun dermaga panjang 50 m serta lebar 20 m.Demikian adanya sejarah Pelabuhan Tunon Taka dibangun sampai saat ini masih membangun demi terwujudnya infrastruktur yang diharapkan oleh semua pihak untuk mendukung perekonomian masyarakat kota pada umumnya serta mendukung perekonomian masyarakat pelabuhan pada khususnya.
(By: Datin Pelindo4nnk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar